Membicarakan perihal TANDA-TANDA KIAMAT BESAR berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.

Membicarakan perihal TANDA-TANDA KIAMAT BESAR berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.

Ittiba' (Mengikuti) Jejak Langkah Umat Yang Terdahulu

18/131 Ittiba' (mengikuti) jejak langkah Umat yang Terdahulu

Dalil hadith
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَھَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِیلَ یَا رَسُولَ اللهَِّ كَفَارِسَ 
وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِك
Terjemahan :
"Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan jenerasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu diajukan soalan kepada Rasulullah saw, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ 
[HR. Bukhari no. 7319]


Syarah
Maksud mengikut umat yang terdahulu: antaranya tamaddun Rome, samada di Italia atau di Constantinopole. Tamaddun Rome itu adalah kesatuan Eropah pada hari ni atau EC. Manakala Persia pula adalah Iran pada hari ni dan semakin ramai umat Islam mengikuti agama syiah.


Hadith Abi Sa'id al-Khudry ra:
Bahwa Rasulullah SAW bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِینَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوھُمْ , قُلْنَا یَا 
"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang biawak pasir/dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”"
[HR. Muslim no. 2669].


Syarah:
Umat terdahulu juga bermaksud yang terlebih dulu diberi nubuwwah dan wahyu yakni umat Yahudi dan Kristian. Sekarang ialah era tamaddun yahudi dan kristian dan umat Islam mengikuti baik dalam
pakaian, fesyen, hiburan, sukan, budaya, ilmu, perundangan dan bahasa.


Penutup
Komen Imam Nawawi Rh, “Yang dimaksud dengan sejengkal, sehasta, dan lubang biawak adalah hanya sebuah permisalan karena banyaknya sisi persamaan dengan mereka. Persamaan yang dimaksud dalam hal perbuatan-perbuatan maksiat, dan penyelewengan-penyelewengan, bukan dalam kekufuran. Hal ini merupakan mukjizat Rasulullah SAW, dan telah terbukti apa yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[syarh sahih Muslim jld 16]

Komen Ibn Hajar, apa yang Nabi khabarkan dalam hadith ini telah terjadi dan akan terus terjadi (Fathul Bari, jld 13)

TAMAT.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan