♻TKK 50/131 Manusia Harapkan Kematian (تمني الناس الموت)
Dalil hadith
مكانَھ لیْتَنِي یا : فیقول الرجلِ بقبرِ الرجلُ یمرَّ حتى الساعةُ تقومُ لا
البخاري صحیح : المصدر /البخاري : المحدث / ھریرة أبو : الراوي 7115: الرقم أو الصفحة
Terj: "Tidak akan tiba hari Kiamat hingga seseorang melewati kubur seseorang, lalu dia berkata, ‘Andaikata aku ada di tempatnya."
[HR Bukhari no 7115, juga Muslim, dari Abu Hurairah]
Lafaz Muslim:
البلاءُ إلاَّ الدِّینُ بھِ ولیسَ . القبرِ ھذا صاحبِ مَكانَ كنتُ لیتَني یا ویقولُ علیھِ فیتمرَّغُ القبرِ علَى الرَّجلُ یمرَّ حتَّى الدُّنیا تذھَبُ لا بیدِهِ نفسي والَّذي
مسلم صحیح : المصدر /مسلم : المحدث / ھریرة أبو : الراوي157: الرقم أو الصفحة
Terj:
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dunia ini tidak akan lenyap hingga seseorang melewati kuburan, lalu ia berhenti padanya, dan berkata, ‘Andaikata aku berada di tempat penghuni kuburan ini,’ (dia mengatakannya) bukan karena agama tetapi karena dahsyatnya cobaan.”
[HR Muslim, no 157]
Tanda Kiamat yang akan terjadi ialah bila manusia tidaklah lagi mahu hidup, mereka lebih suka mati. Bukan kerana mengharapkan pertemuan dengan Allah, kerana ingin bertemu Allah, atau mati kerana agama, tapi kerana tidak tertahan dengan fitnah, cubaan dan malapetaka kerana agama tidak lagi dipedulikan, banyaknya kezaliman dan penderitaan.
Kata Ibn Mas'ud:
"فَأَشْتَرِیْھِ یُبَاعُ مَوْتٌ أَلاَ فِیْھِ خَیْرَ لاَ مَا الْعَیْشُ وَھذَا"
Tidak ada kebaikan pada kehidupan ini, adakah kematian yang dijual sehingga aku dapat membelinya
[al-Munawi, Faidhul Qadiir (VI/418).]
Kata al-Iraqi, tanda Kiamat ini tidak semestinya merata, mungkin utk sesuatu tempat, (bayangkan anda berada di syria, Iraq, yaman, rohingya, Gazzah, chechchen, Kasymir), kemungkinan mereka ini bila melewati kubur akan mengharapkan kematian adalah lebih baik.
Kata al-Iraqi, kebiasaan manusia bila melewati kubur, dia akan benci kepada kematian, dia tidak mahu berada di situ. Tapi bila mereka melihat kuburan dan mengharapkan dia berada di situ menunjukkan betapa dahsyatnya azab yang mereka tempuhi di tempat tsb.
Fiqh hadith
Hukum Mengharapkan kematian atau cita2 Untuk Mati
Dalil hadith:
بھ نزل لضُرٍّ الموتَ أحدُكم یتمنَّینَّ لا
لِي خَیْرًا الْوَفَاةُ كَانَتْ إِذَا وَتَوَفَّنِي لِي خَیْرًا الْحَیَاةُ كَانَتْ مَا أَحْیِنِي اللَّھُمَّ فَلْیَقُلْ لِلْمَوْتِ مُتَمَنِّیًا بُدَّ لاَ كَانَ فَإِنْ بِھِ نَزَلَ لِضُرٍّ الْمَوْتَ مِنْكُمْ أَحَدٌ یَتَمَنَّیَنَّ لاَ
“Janganlah salah seorang dari kalian sekali-kali mengharapkan kematian disebabkan karena bahaya yang menimpanya. Apabila memang harus mengharapkan kematian maka hendaklah dia berdoa: “Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku apabila kematian itu lebih baik untukku.”
[HR Al Bukhari (6351) dan Muslim (2680) dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.]
Maka Hukum inginkan kematian adalah tercela karena perkara dunia atau terkait cobaan yang bersifat duniawi. Semisal karena sakit, karena kurangnya harta, kurangnya makanan, karena wanita, karena masalah keluarga, karena sulitnya mencari pekerjaan, dan semisalnya.
Tapi jika kerana besarnnya fitnah ke atas agama, imannya, maka dibolehkan, dalil:
مَنْسِیًّا نَسْیًا وَكُنْتُ ھَذَا قَبْلَ مِتُّ لَیْتَنِي یَا قَالَتْ النَّخْلَةِ جِذْعِ إِلَى الْمَخَاضُ فَأَجَاءَھَا
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa dia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia
berkata: “Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi orang yang tidak berarti, lagi dilupakan.”
[AQ S Maryam: 23]
Maryam, ibu Isa aka Jesus yang lebih rela mati dari menghadapi fitnah melahirkan bayi tanpa suami.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan